Pages

Ronaldo Memang Selalu Egois & Arogan

Cristiano Ronaldo menuai kritik keras. Bukan soal performanya di atas lapangan, melainkan penampilannya dalam konperensi pers pra-pertandingan. Ia pun dinilai arogan dan egois.

Real Madrid, klub yang dibela Ronaldo, saat ini tengah menjalani tur di China yang dirancang untuk mempromosikan Madrid sebagai sebuah merek dagang di negara berpenduduk 1,3 miliar orang tersebut.

Akan tetapi, sejumlah pengamat menilai sikap Ronaldo dalam sebuah konperensi pers di Guangzhou, menjelang pertandingan uji-coba lawan Guangzhou Evergrande, malah tidak mencerminkan niat dari El Real tersebut.

Ketika itu Ronaldo disebut acap memberi jawaban dengan malas-malasan, karena lebih sering berupa komat-kamit tidak jelas berupa satu kalimat saja.

"Ia memang selalu egois dan arogan," cetus Yan Qiang, wakil presiden Titan Media yang merupakan salah satu penerbit terkemuka dalam bidang olahraga di China, kepada AFP.

"Sikapnya takkan membantu tujuan mereka berada di China," lanjut Yan, menggarisbawahi bahwa Ronaldo adalah salah satu pemain terpopuler di China bersama Kaka dan Lionel Messi.

Dalam jumpa pers itu sendiri, salah satu pertanyaan yang dikemukakan para kuli tinta adalah mengenai kondisi rekan setim Ronaldo, Kaka. "Perfecto," tukas Ronaldo pendek.

Melihat jawaban yang kurang bersemangat dari narasumbernya, seorang jurnalis China lainnya coba mengubah suasana dengan cara menanyakan putra Ronaldo. Pemain Portugal itu ditanya apakah sudah pernah mengubah popok putranya.

"Tentu saja sebagai seorang ayah kan sudah wajar untuk mengganti popok anaknya," jawab Ronaldo, masih dalam nada tak ceria, dengan bahasa Inggris.

Jawaban-jawaban serupa juga muncul saat ia ditanyakan mengenai minatnya terhadap tenis meja dan apakah ia mengenal para atlet China di cabang itu. Kemudian saat dimintai kesannya tentang Guangzhou, tanpa basa-basi Ronaldo menukas, "Sangat panas."

Apa yang diperlihatkan Ronaldo itu langsung mendapat reaksi keras dari kubu suporter, setidaknya yang terlihat dari populasi internet di China.

"Ronaldo sangat jago dalam sepakbola dan tampan, tapi ia benar-benar tidak terlihat rendah hati," tulis seorang suporter di situs web populer di China, Netease.

Seorang suporter lain menulis lebih tajam. "Lihatlah kamu! C. Ronaldo, pulang sajalah!"

Ronaldo Memang Selalu Egois & Arogan

Cristiano Ronaldo menuai kritik keras. Bukan soal performanya di atas lapangan, melainkan penampilannya dalam konperensi pers pra-pertandingan. Ia pun dinilai arogan dan egois.

Real Madrid, klub yang dibela Ronaldo, saat ini tengah menjalani tur di China yang dirancang untuk mempromosikan Madrid sebagai sebuah merek dagang di negara berpenduduk 1,3 miliar orang tersebut.

Akan tetapi, sejumlah pengamat menilai sikap Ronaldo dalam sebuah konperensi pers di Guangzhou, menjelang pertandingan uji-coba lawan Guangzhou Evergrande, malah tidak mencerminkan niat dari El Real tersebut.

Ketika itu Ronaldo disebut acap memberi jawaban dengan malas-malasan, karena lebih sering berupa komat-kamit tidak jelas berupa satu kalimat saja.

"Ia memang selalu egois dan arogan," cetus Yan Qiang, wakil presiden Titan Media yang merupakan salah satu penerbit terkemuka dalam bidang olahraga di China, kepada AFP.

"Sikapnya takkan membantu tujuan mereka berada di China," lanjut Yan, menggarisbawahi bahwa Ronaldo adalah salah satu pemain terpopuler di China bersama Kaka dan Lionel Messi.

Dalam jumpa pers itu sendiri, salah satu pertanyaan yang dikemukakan para kuli tinta adalah mengenai kondisi rekan setim Ronaldo, Kaka. "Perfecto," tukas Ronaldo pendek.

Melihat jawaban yang kurang bersemangat dari narasumbernya, seorang jurnalis China lainnya coba mengubah suasana dengan cara menanyakan putra Ronaldo. Pemain Portugal itu ditanya apakah sudah pernah mengubah popok putranya.

"Tentu saja sebagai seorang ayah kan sudah wajar untuk mengganti popok anaknya," jawab Ronaldo, masih dalam nada tak ceria, dengan bahasa Inggris.

Jawaban-jawaban serupa juga muncul saat ia ditanyakan mengenai minatnya terhadap tenis meja dan apakah ia mengenal para atlet China di cabang itu. Kemudian saat dimintai kesannya tentang Guangzhou, tanpa basa-basi Ronaldo menukas, "Sangat panas."

Apa yang diperlihatkan Ronaldo itu langsung mendapat reaksi keras dari kubu suporter, setidaknya yang terlihat dari populasi internet di China.

"Ronaldo sangat jago dalam sepakbola dan tampan, tapi ia benar-benar tidak terlihat rendah hati," tulis seorang suporter di situs web populer di China, Netease.

Seorang suporter lain menulis lebih tajam. "Lihatlah kamu! C. Ronaldo, pulang sajalah!"

Google+ Belajar dari Sukses Facebook dan Zynga

Akhir bulan ini, Google berencana akan merilis aplikasi game di Google+ bersamaan dengan rilis proyek Google+ versi final. Aplikasi game yang berjalan pada platform ini ditengarai akan dapat dimainkan lebih cepat oleh para gamer dan lebih menguntungkan bagi para pengembangnya.

Untuk setiap aplikasi yang diunduh dan dibeli, 70% lebih dari pendapatan akan diberikan kepada para pengembang. Prosentase terbesar yang diberikan kepada pengembang dibandingkan dengan yang diberikan oleh Apple maupun Facebook.

Pasar social game di Amerika Serikat yang saat ini bernilai 1 miliar dolar dan terus tumbuh begitu prospektif dan menggiurkan. Dengan tingkat pertumbuhan yang stabil, diperkirakan pada tahun 2015 nilainya akan mencapai 5 miliar dolar.

Mayoritas penerimaan diperoleh dari social game di platform Facebook yang saat ini memiliki pengguna sebanyak 750 juta orang. Total jumlah social gamer di seluruh dunia ada 250 juta orang dimana 50 – 75 juta diantaranya akan membayar untuk memperoleh game tersebut ataupun berbelanja virtual goods (freemium model).

Melihat infografis yang ada, Amerika Serikat berada di peringkat pertama dalam jumlah gamer dengan 53 juta disusul Inggris di tempat kedua dengan 17.5 juta dan Jerman tempat ketiga dengan 17 juta. Menariknya, pengguna wanita merupakan mayoritas gamer di Amerika Serikat dan Inggris dengan prosentase sebesar 51% dan 56%.

Sementara itu, di negara lain, gamer pria mendominasi dengan prosentase hampir berimbang yaitu berkisar antara 51% dan 52%. Dari faktor usia, mayoritas gamer yang berusia 20 - 34 tahun sebanyak 40%, disusul gamer berusia 34 - 49 tahun dengan 23% dan 13 - 19 tahun dengan 19%.

Google dan Zynga

Beberapa waktu lalu memang terlihat bahwa Google sedang mencari figur untuk menempati posisi Product Manager of Games sebagaimana tercantum pada salah satu job openings di salah situs web ternama.

Sementara Eric Schmidt, yang minggu lalu berkunjung ke Jakarta dan menjadi keynote speaker di acara Regional Entrepreneurship Summit di Bali, berencana untuk berkolaborasi dengan Zynga, pengembang aplikasi social game terbesar di dunia untuk membuat aplikasi social game di platform Google.

Tahun lalu Google telah menanamkan investasi sebesar 200 juta dolar di Zynga yang memperlihatkan komitmen mereka untuk terjun di ranah social game. Kemungkinan terbesar, social game akan diberikan alokasi stream tersendiri sehingga status update permainan tidak akan menganggu keseluruhan stream yang ada.

Cerita sukses Farmville jelas telah mengundang ketertarikan para raksasa dunia maya, perusahaan pengembang game konvensional untuk mengakuisisi Zynga maupun pesaingnya, Playfish.

Sukses Zynga

Diluncurkan 2 tahun silam, dalam dua bulan tercatat 33 juta gamer mendaftarkan dirinya dan saat ini total pengguna Farmville sudah mencapai 60 juta gamer dengan total pengguna yang memainkan game Zynga setiap harinya mencapai 65 juta gamer.

Saat itu, social game memang sudah diprediksikan akan menjadi platform gaming masa depan. Baik Zynga dan Playfish akhirnya memperoleh pendanaan dari perusahaan modal ventura sebesar 39 juta dolar dan 21 juta dolar.

Hampir separuh (12 dari 25) aplikasi terpopuler di Facebook merupakan social game dengan CityVille, FarmVille dan Texas HoldEm Poker berada di urutan pertama, kedua dan keempat. Sisanya menyusul FrontierVille, Cafe World by Zynga, Monster Galaxy, RewardVille, Gardens of Time, Bejeweled Blitz, Mafia Wars, Pet Society dan Car Town.

Di sisi lain, 6 dari 10 aplikasi social game di Facebook dikembangkan oleh mereka. 80% pendapatan Zynga, yang memiliki 300 juta gamer aktif, diperoleh dari platform Facebook.

Pendapatan Zynga tahun ini diperkirakan sebesar 500 juta dolar dimana 90% dari pendapatan diperoleh dari penjualan virtual good dan 45% di antaranya diperoleh dari game FarmVille. Dengan mayoritas pembayaran yang dilakukan oleh gamer menggunakan jasa pembayaran Paypal menjadikan mereka sebagai merchant Paypal terbesar kedua di dunia.

Facebook Masih Seksi

Dengan 750 juta orang, jejaring sosial Facebook memiliki pengguna terbanyak, jauh meninggalkan Nintendo DS dengan 200 juta dan PlayStation 3S dengan 50 juta serta iPad dengan 40 juta. Jumlah pengguna yang sedemikian besar merupakan salah satu dasar pertimbangan bagi para pengembang untuk mengembangkan aplikasi dan social game pada platform Facebook.

Gratisnya semua aplikasi game di Facebook membuat pengembang game tidak perlu menggelontorkan dana besar untuk aktivitas promosi. Walaupun demikian, sampai dengan saat ini, Zynga masih merupakan 10 pengiklan terbesar di Facebook dengan biaya promosi awal untuk game FarmVille sebesar 2 juta dolar.

Sementara itu, gamer cukup mendaftarkan diri dan memainkan game yang ada. Para pengguna Facebook termasuk gamer diberikan keleluasaan untuk membeli virtual goods (freemium model) yang akan membuat mereka dapat memainkan game yang ada secara lebih berkesinambungan.

Aplikasi game di jejaring sosial (social game) juga memiliki keunggulan karena faktor dokumentasi. Informasi geografis, demografis, karakteristik, perilaku dan kinerja gamer terdokumentasi lebih lengkap sehingga bagi perusahaan pengembang, dengan basis data tersebut, membuat mereka menjadi lebih mudah melakukan perbaikan dan penambahan fitur di versi berikutnya sehingga jumlah gamer dan pendapatan dari gamer serta dari iklan diharapkan juga meningkat.

Dari sudut pandang pengembang, aplikasi game di Facebook dapat dikerjakan lebih mudah dan lebih cepat karena dari aplikasi game yang diluncurkan, sebenarnya baru selesai sebesar 20%. Pengembang dapat memperoleh feedback dari gamer terhadap sisa pengembangan aplikasinya (80%), memperoleh pendapatan dan dapat diakui sebagai portolio produk sejak hari pertama game tersebut diluncurkan.

Pengembang juga dapat memanfaatkan fitur, Facebook Connect, untuk memperoleh akses ke Facebook atas situs web, blog atau aplikasi game yang dibuatnya. Game yang dikembangkan tidak harus berada, dijalankan dan dimainkan di platform Facebook.

Seiring dengan berjalannya waktu, kita akan semakin sering melihat situs gaming yang menggunakan fitur ini. Status terakhir game yang dimainkan, komentar, tanggapan dan ulasan gamer dapat ditampilkan sebagai feed pada akun pengguna di Facebook.

Berdasarkan data yang terakhir diperoleh, rata – rata pendapatan yang diterima dari setiap gamer adalah sekitar 30 dolar. Jumlah ini memang terlihat belum signifikan, namun dengan populasi gamer yang semakin meningkat termasuk paid gamer serta beberapa gamer yang rela menghabiskan ratusan dolar per bulan hanya untuk bermain game dan membeli virtual good, pasar social game menjadi sangat menjanjikan.

Game di Google+

Platform game di Google+ diperkirakan akan menggunakan teknologi dari Google sendiri yaitu Native Client yang sudah diperkenalkan saat Google I/O Developer Conference di San Fransisco Mei lalu. Menggunakan teknologi ini, game dapat dimainkan secara langsung menggunakan browser Chrome maupun sistem operasi Chrome tanpa memerlukan plug-in.

Mengapa? Karena penggunaan Unity sebagai tool pemrograman tidak membutuhkan Web Player yang harus diinstal terlebih dahulu untuk menjalankan content Unity layaknya tool pemrograman lain di platform lain.

Saat ini aplikasi maupun game berbasis web masih “sedikit” dibandingkan dengan aplikasi desktop sehingga sulit menemukan aplikasi maupun game berbasis web yang bermutu. Jika menemukan game yang bagus pun, penggemar game harus mengunduh plug-in terlebih dahulu sebelum dapat melakukan instalasi dimana aktivitas unduhan tersebut seringkali mengalami kegagalan.

Pada event yang sama, Vikas Gupta, memperkenalkan App Payments Application Programming Interface (API) yang membuat pengguna dapat membeli aplikasi cukup dengan mudah hanya dengan satu klik saja dan tersedia bagi pengguna maupun pembeli aplikasi di lebih dari 140 negara. Saat ini semua pengembang aplikasi web sudah memiliki akses ke App Payments dimanapun aplikasi web tersebut berada termasuk juga apabila sudah dirilis di Chrome WebStore.

Google hanya akan mengambil prosentase sebesar 5% dari setiap aplikasi yang terjual. Sayangnya, untuk sementara ini, fasilitas tersebut baru tersedia bagi para pengembang di Amerika Serikat.

Dengan teknologi ini, kinerja (social) game menjadi lebih baik dibandingkan dengan kinerja game Flash maupun Facebook. Tool pengembangan Unity memiliki kelebihan karena mampu mengeksekusi native code dengan aman. Code ini akan berkomunikasi dengan Application Programming Interface (API) khusus agar dapat mengakses file audio, video, input, 3D dan yang lainnya.

Diharapkan jumlah aplikasi game yang ada di Chrome WebStore akan melonjak tajam dan tentunya dapat dimainkan oleh para pengguna Google+ yang sudah mencapai 20 juta orang di seluruh dunia.

Bagi para gamer dan plusser, mari kita nantikan bersama game pertama hasil kolaborasi Zynga dan Google di Google+.

Android Kuat, iPhone Juara

Sistem operasi Android makin menanjak kepemimpinannya. Di salah satu pasar terpenting yakni Amerika Serikat, OS besutan Google ini mantap memimpin dengan perolehan market share 39%.

Catatan terbaru dari biro riset Nielsen ini membuat Android menjadi OS paling populer di negeri Paman Sam. Berturut-turut di belakangnya adalah Apple iOS dengan perolehan 28% dan BlackBerry dengan raihan 20%.

kedigdayaan Android tidak lepas dari banyaknya vendor yang jadi pendukung kuatnya. Jika ditilik dari sisi merek ponsel, ternyata iPhone dari Apple adalah smartphone yang paling diminati.

Raihan 28% dari Apple membuat iPhone menjadi smartphone paling favorit. Menyusul di belakangnya adalah BlackBerry dan HTC yang sama-sama meraih 20%. Kemudian ada Motorola dengan 11% serta Samsung dengan 10%.

Di sisi lain, tingkat kepuasan terhadap iPhone juga tercatat paling tinggi. Polling terkini dari ChangeWave Research menyebutkan bahwa 70% konsumen Apple sangat puas dengan produk ini. Pengguna Android yang menyatakan hal yang sama sejumlah 50% dan BlackBerry 26%.